PESAN PENTING PADA HARI JADI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI KE XXI
Tepat pada hari kamis, 12 Oktober 21 tahun yang lalu Kabupaten Kuantan Singingi dimekarkan dari kabupaten induk Indragiri Hulu berdasarkan UU No. 53 tahun 1999 bersamaan dengan pemekaran beberapa kabupaten lainnya di Provinsi Riau, maka pada hari ini Senin 12 Oktober 2020 sudah beranjak usian Kabupaten ini Ke 21 tahun.
21 tahun bukanlah usia yang masi belita dan juga belum bisa dikatakan tua akan tetapi lepih tepatnya pada usia dewasa, jadi kabupaten ini merupakan kabupaten yang sudah dewasa, yang mana didalam usia dewasa ini seharusnya dia sudah bisa menentukan mana yang baik dan mana yang buruknya, mana yang akan dia prioritaskan dan mana yang harus berangsur-angsur dia tinggalkan, di usia yang dewasa dia seharusnya sudah menentukan masa depannya mau dibawa kemana.
Sangat sayang sekali jikala di usia dewasa ini dia masi belum tau arah dan tujuan masa depannya, hanya karna desebabkan pergontok-gontokan atar anak negri, ingat lah duhai anak negri kabupaten ini masi sedang dewasanya kalau la kita tidak bisa menentukan arah dan tujuan masa depan negri ini maka jangan salahkan dihari tua kabupaten ini akan semakin suram dan sirna.
Di usia dewasa ini banyak hal yang telah berjalan dan di lalui oleh kabupaten kuantan singingi yang penuh akan kekayaan budaya, bahasa, dan alam yang di miliki, namun sangat disayangkan itu semua mulai memudar bahkan habis oleh pergantian zaman, ini semua merupakan pesan berat bagi kita baik itu Pemimpin Negri, Penghulu Adat, Ninik mamak cerdik pandai, alim ulama yang ada dinegri ini, serta masyarakatnya.
Di isia yang ke 21 tahun ini kabupaten kuantan singingi akan mengadakan pesta besar-besaran yang disebut dengan pesta demokrasa yang mana akan bertarung nantiknya adalah putra dan putri Negri kita yang tercinta ini, jadi siapapun yang akan memenangi per pestaan ini maka mereka merupakan anak Negri Kuantan singingi jua.
Hendaknya tidak adalagi pertikaian anar anak Negri hanya di sebabkan beda pilihan, kalau la sekiranya kita mau berpikir dan merenung sudah tidak sepantasnya lagi kita untuk saling caci dan dendam antar sesama apalagi diusia Negri ini yang sudah dewasa, kebiasaan bertengkar dan saling mencaci maki itu adalah kebiasaan usia anak-anak namun negri ini bukanlah berusia anak-anak lagi, jadi mari la kita saling legowo menghadapi permasalahan yang dihadapi sehingga betul-betul tampak usia Negri ini merupakan usia dewasa.
Sudah saatnya kita untuk saling mengingatkan dengan tata krama yang sopan dan santun sebab negri ini merupakan negri beradat, yang selalu mengajarkan anak negrinya untuk selalu menghargai perbedaan, mari kita serius kedepannya menatap masa depan negri ini terutama kepada para Pemimpin negri ini jangan kita hanya ingin menunjukkan ke Eksistensian kita saja dihadapan masyarakat namun berpikirlah bagaimana kabupaten kuantan singigi ini kedepannya bisa menjadi negri yang melayani masyarakatnya, negri yang kaya ini mari kita berikan kepada anak Negri ini sendiri jangan sesekali di berikan kepda orang lain, sebab penuhilah kebutuhan kita baru memberi orang lain.
Kepada para pemodal yang memiliki modal banyak di negri ini sudahilah caramu yang akan mencerkik leher anak negri kami, jangan lagi kau iming-imingkan negri ini dengan imingan dusta belakamu, karna ini negri kami negri dimana kami dilahirkan dan dibesarkan, kau hanyalah pendatang yang kebetulan memiliki modal besar yang engkau gunakan untuk mengelabuhi anak negri kami, di usia dewasa ini kami sudah pintar tidak bodoh seperti di usia anak-anak dulu, jangan salahkan anak negri ini akan mengusirmu dengan paksa jikala engkau masi melanjutkan cara lamamu untuk mengelabuhi anak bangsa ini.
Kepada para pemangku adat mari kita selaraskan pemikiran kita sudahi sifat egois kita walaupun memang adat kita lebih dahulu adanya dibandingkan negri ini, namun perlu kita sadari bahwa kita sekarang ini berada di bawah naungan kebangsaan yang telah lama kita nanti-nanti kemerdekaannya, jadi jangan nodahi perjuangan tokoh adat kita dahulu haya disebabkan ke egoan kita masing masing.
Mari kembali kejalan mu yang mana engkau bertugas untuk menyelesaikan perkara anak cucu dan kemenakanmu di Negri ini karena engkau merupakan tetua negri yang baru dewasa ini, engkaulah yang akan menyelesaikan benang yang kusut dan menjernihkan air yang keruh bekan sebaliknya, jangan adalagi terdengar ditelinga ini adanya penghulu adat yang menggadaikan harta adatnya hanya untuk kesenangan pribadai, ingat-ingatlah harta adat itu merupakan harta turunan yang dibawa nenek miyang kita bukan hanya untuk penghulu adat saja, mari kita berikan pemikiran kita kepada pemerintah sehingga perjalanan negri ini bisa kita rasakan dengan manisnya.
Mari kita bukak lagi lembaran sejarah bangsa ini yang mana negri ini awalnya bernamakan Negeri Rantau Kuantan dan Rantau Singingi yang merupakan wilayah Kabupaten Kuantan Singingi sekarang, walaupun sedikit terdapat perbedaan latar belakang sejarah karena terdiri dari Laras dan Rantau yang berbeda, namun dalam bentuk karakteristik adat banyak memiliki persamaan.
Sejarah adat Kuantan Singingi pada masa kuno berdasarkan sumber-sumber sejarah yang shahih, terpercaya tentang asal-usul dan perkembangan serta kebaradaan adat masyarakat yang mendiami wilayah Kabupaten Kuantan Singingi sejak mereka bermukim di wilayah itu di abad 7-16 M dan di daerah ini telah berdiri sebuah Kerajaan yang bernama kerajaan Kandis. Keberadaan kerajaan Kandis di abad 7-16 M ini, diantaranya dijelaskan oleh tulisan pada sebuah lempengan emas bertuliskan huruf Jawa Kuno yang ditemukan sebuah penggalian di daerah Padang Candi di Kuantan Mudik.
Temuan sejarah itu, membantah anggapan orang bahwa masyarakat Kuantan Singingi berasal dari Minang Kabau, sebab kerajaan Kandis di Kuantan lebih dahulu berdiri di abad ke-7 M dibandingkan kerajaan Pagaruyung di Minang Kabau yang baru dibangun pada abad ke 14 M. Artinya di Kuantan Singingi sudah ada kerajaan bernama Kandis sebelum berkembangnya pengaruh kerajaan Pagaruyung dari Minang Kabau pada abad ke-14 M.
Bahkan dalam buku Negara Kertagama diceritakan bahwa kerajaan Kandis yang menurut sejarawan berada di daerah Kuantan itu disebut terpisah dengan Kerajaan Minang Kabau dan kedua kerajaan tersebut sudah termasuk daerah taklukan Majapahit. Artinya Kuantan Singingi sendiri awalnya memang berbeda dengan Minang Kabau. Tetapi tidak dipungkiri beberapa waktu kemudian mendapatkan pengaruh yang cukup kuat dari kerajaan Pagaruyung dari Minang Kabau.
Pada awalnya kerajaan Kandis dan masyarakatnya mendapat pengaruh Hindu, kemudian pada masa Kerajaan Sriwijaya berkuasa, kerajan Kandis mendapat pengaruh dari agama Budha. Setelah beberapa ibukota kerajaan di Kuantan Mudik, kemudian masa tertentu ibukota kerajaan Kandis pindah ke Sintuo di Seberang Teluk Kuantan dan sejak itulah kerajaan ini diberi nama Kerajaan Kuantan.
Wilayah kerajaan saat itu meliputi wilayah yang dialiri batang kuantan (sungai kuantan), yaitu dari daerah hulu yakni desa Lubuk Ambacang sampai ke hilirnya di daerah desa Pesikaian di Cerenti. Bukti-bukti peninggalan tentang keberadan kerajaan Kandis/Kerajaan Kuantan tersebut masih dapat disaksikan, yaitu Padang Candi di Lubuk Jambi dan Cerenti, Pemerintahan kerajaan saat itu dipusatkan di koto-koto dengan sistem pemerintahan federasi dengan pimpinan wilayah yang disebut penghulu nan berempat yang bergelar datuk.
Selanjutnya kuantan memiliki seorang raja yakni Sang Sapurba/ Tribuana yang datang dan dijadikan raja oleh masyarakat sejak abad ke-12 M. Sang Sapurba tidak merobek sistem pemeirntahan konfederasi yang telah ada. Selanjutnya sistem pemerintahan negeri di wilayah Kuantan juga dikenal dengan nagori nan kurang oso dua puluh ( negeri yang jumlahnya kurang satu dari angka dua puluh) dengan sistem pemrintahan konfederasi. Artinya di wilayah Kuantan terdapat 19 negeri yang dipimpin oleh orang godang yang bergelar datuk.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa di masa kuno daerah Kuantan dan Singingi telah terbentuk pengaturan masyarakat menurut adat yang bermula dari janji Sang Sapurba yang merupakan cikal bakal dari keturunan raja-raja melayu di kawasan negeri sekitar Selat Malaka. Adanya pengaruh hindu dan budha yang diterima kawasan ini pada masa kuno masih tergambar pada adat yang mereka anut yakni adat beraja-raj dan adat berdasarkan musyawarah mufakat.
Selanjutnya pada abad ke 14-16 M wilayah Kuantan Singingi mendapat pengaruh agama islam yang saat ini berkembang pesat di kawasan kerajaan-kerajaan di Selat Malaka. Saat itu Malaka menjadi pusat peradaban Melayu. Pada tahun 1511 M, Malaka diduduki oleh Portugis, hal ini membuat pusat kerajaan melayu pindah ke Riau (Bintan-Kampar) dan selanjutnya pusat kerajaan berpindah lagi ke Johor yang dikenal dengan Riau-Johor. Wilayah Riau-Johor meliputi, Pantai Timur Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu, termasuk Siak, Rokan, Pelalawan dan Indragiri. Perkembangan pengaruh peradaban Melayu Islam di Kerajaan Riau Johor ini pada tahap tertentu berpengaruh pada adat dan budaya masyarakat di daerah Sumatera, termasuk negeri-negeri di wilayah Kuantan Singingi.
Sementara itu, sebelum abad ke 14 di wilayah perbatasan Jambi-Sumbar-Riau berdiri kerajaan Melayu Damashraya yang dipimpin oleh Adityawarman yakni salah seorang keturunan Majapahit-Melayu. Selanjtnya pada tahun 1437 M, Adityawarman memindahkan pusat kerajaan ke Pagaruyung, negeri Minangkabau. Kemudian Adityawarman bermaksud menguasai Kuantan dan Kampar sebagai penghasil rempah-rempah dan ingin menjadikan daerah itu sebagai wilayah Pagaruyung.
Menurut sumber Belanda, dalam rangka mencapai tujuannya menguasai Kuantan, Adityawarman mengirim 5 datuk ke Kuantan, yaitu datuk Paduko Rajo di Lubuk Ambacang, datuk Habib di Lubuk Jambi, Datuk Bisai di Teluk Kuantan, Datuk Dano Sikaro di Inuman, Datuk Dan Puto di Cerenti untuk dijadikan pimpinah di wilayah Kuantan. Campur tangan Adityawarman itu mendapat protes dari penghulu-penghulu di Kuantan seperti terungkap kata-kata :bilangan sudah cukup, langgaian sudah datar. Artinya para penghulu sudah cocok dengan adat dan sistem pemerintahannya, dan bantuan Adityawarman tidaj diperlukan.
Namun datuk-datuk dari Pagaruyung itu berdiplomasi dengan meyakinkan para penghulu bahwa datuk-datuk yang diutus tidak akan mengubah adat, dan mereka adalah duta Minangkabau di Kuantan. Selanjutnya Datuk Berlima dari Pagaruyung itu meyakinkan juga bahwa mereka hanya akan turun tangan bila ada silang sengketa antar penghulu-penghulu yang berempat pada masing-masing koto saja. Artinya pada tahap-tahap tertentu, para datuk dari Pagaruyung itu mengakui Kuantan sebagai negeri otonom dan bisa menyelesaikan permasalahan sendiri melalui mufakat di negeri, seperti terungkap dalam pepatah, yaitu : Kuantan beraja ke Mufakat .
Dari sejarah diatas jelas danterangla sekiranya bagi kita bagai mana sejarah kabupaten Kuantan Singingi yang baru dewasa ini, maka tidak ada lagi alasan bagi kita selaku anak negri untuk tidak mencintai dan menghargai perjuangan pendahulu negri ini.
Di usia yang Ke 21 Tahun ini jua mari kita sumbangkan setiap pemikiran yang kita miliki baik itu kita masyarakat, maupun elemen pemerintah untuk kemajuan negri ini, mulai hari ini mari kita tentukan masa depan negri kelahiran kita ini jangan kita biarkan lagi negri ini tergadaikan kepada para pemodal besar yang selalu merong-rong kekayaan negri kita ini, mereka hanyalah para pendatang di negri kita ini, jangan kita biarka pendatang yang menjadi raja dirumah kita sehingga kita menjadi budak dirumah sendiri.
Marilah kita mengujudkan Kabupaten kuantan Singingi ini menjadi kabupaten yang tentram yang di berkahi oleh Allah SWT, jangan sampai menjadi kabupaten yang dimurkahi oleh Allah disebabkan ke syirikan, dan dengan mudahnya anak Negri yang ber agama ini meninggalkan Sholat, sebab itulah yang terjadi pada suatu negri jika mereka semakin jauh dari Allah, sehingga musibah demi musibah akan menimpa Negri kita ini sebagaimana Allah katakana didalam AL Quran Surah An Nahl ayat 112:
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negri yang dahulunya aman lagi tentram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi ( penduduk) nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat”
Permisalan diatas ditunjukkan kepada penduduk Mekkah, dahulu mereka hidup dalam keadaan merasa aman, tentram dan melimpah berbagai rizki yang bisa dipanen di sekitarnya, siapapun yang masuk kedalamnya akan merasa aman maka tidak jauh bedanya dengan negri kita ini dahulunya yang man terkenal dengan kekayaan alam yang berlimpah mulai dari emas sehingga di kawasan Kabupaten Kuantan Singingi terdapat sebuah tambang emas karna semakan kayanya, belum lagi hutan yang memiliki pohon-pohon yang bisa dimanfaatkan begitupun dengan air yang mana dulu bisa kita dapatkan dengan mudah, sungai batang kuanta yang melintasi kabupaten ini merupakan sumber utama air bersi dahulunya namun sekarang sudah sama sama kita rasakan itu semua sudah hilang, apakah mungkin ini yang dikatakan Allah didalam ayat diatas.
Selain dari itu semua kabupaten Kuantan Singingi ini juga terkenal dengan kehidupan yang tentram aman, siapapun yang masuk kedalamnya akan merasakan aman tentram nyaman, karna masyarakatnya memiliki tata karma yang baik namun sekarang boleh kit lihat negri yang dahulunya permai aman sekarang sudah berubah desebabkan perkeseran waktu dan zaman, anak bangsa yang tidak bisa menyikapi perubahan zaman membuat negri ini di murkahi oleh Allah, ini semua disebabkan oleh pekerjaan kita semua tampa terkecuali kelak kita akan mempertanggung jawabkannya.
Terimakasih atas hadiahnya negriku, hadiah kemurkahan Allah disebabkan ulah anak bangsamu.
Safry Andi
Komentar
Posting Komentar